Kamis, 31 Mei 2018

Madasari, Baby Beach Pangandaran Yang Ekonomis

Madasari, mungkin kata ini sedikit asing ditelinga para pembaca diluar daerah yang belum sempat berkunjung ke Pangandaran. Atau mungkin bagi yang sudah pernah ke Pangandaran tetapi belum pernah singgah ke madasari pasti rada sedikit bertanya-tanya juga dalam hati, bagaimana keindahan pantai yang satu ini.

Tenang saja. Bagi yang belum pernah kesana, saya akan beberkan sedikit kisah tentang baby beach di Pangandaran ini. Sebetulnya Madasari terletak tidak jauh dari pantai Batukaras, malah bisa disebut bersebelahan, namun karena belum adanya akses jalan yang bisa menembus menuju sana, saat ini perjalanan untuk ke Madasari sedikit berjalan memutar.

Ada sih akses jalan yang tidak memutar menuju sana, namun harus menggunakan kendaraan khusus, karena jalannya masih terjal berbatu. Jalan ini bisa digunakan  minimal menggunakan sepeda khusus tracking, sepeda motor trail atau mobil offroad dengan jarak tempuh sekitar 20 menit saja. Meski akan terasa sedikit pegal pegal, sakit itu akan terbayar karena selama di jalur track akan disuguhi pemandangan pantai dan barisan bukit karst yang menawan.

Berbeda dengan jalur  tadi yang harus pegal pegal dulu, satu lagi jaur yang bisa dilalui, namun sedikit memakan waktu karena jalannya memutar. Jalur ini bisa memakan waktu dua kali lipat. Yakni sekitar 40 hingga 45 menit dengan jarak yang dilalui sepanjang 20 Kilometer (KM) dari Batukaras, 15 KM dari Green Canyon dan 45 KM kalau dari Pangandaran dengan waktu tempuh 1 Jam.

Rute jalur ini dapat dijangkau dari Pangandaran kalau menggunakan transportasi umum sedikit sulit, maklum laah destinasi wisata baru di Kabupaten Pangandaran. Nah kalau menggunakan transportasi pribadi, ini sangatlah mudah. 

Kalau dari arah Pangandaran tinggal ke arah barat melalui Green Canyon, kemudian setelah Green Canyon jangan mengambil arah ke kiri karena ini jalur ke Batukaras, kecuali kalau mau tracking sih, ini bisa saja.

Setelah dari Green canyon, ambil arah kanan menuju Cimerak, disini ada persimpangan lagi ke kiri, tetap lurus saja biar nggak nyasar ke Cikatomas Tasikmalaya. Terus lurus hingga menemukan kantor Desa Legokjawa kemudian berbelok ke kiri.


Gerbang Menuju Surga Tersembunyi

Di rute jalur Legokjawa ke Madasari, suasana pantai disepanjang jalur sudah bisa dinikmati, selain itu juga akan melalui pacuan kuda Legokjawa yang saat Pekan Olahraga Nasional di tahun 2016 lalu digunakan sebagai lintasan pacuan kuda Nasional.

 Masih tetap di jalur tersebut, disebelah kanan, kurang lebih jarak 2 KM ke depan ada Menara suar sebagai penanda daratan bagi yang sedang berada di laut. Di menara suar ini biasanya diperbolehkan naik untuk sekedar berfoto dan menikmati pantai dari ketinggian.

Tidak jauh juga dari menara suar, masih di sebelah kanan, depan pelelangan ikan Madasari, ada tempat untuk para pecinta olahraga surfing. Disini biasa digunakan oleh para surfer lokal ataupun mancanegara kalau di Batukaras ombak sedang datar.

Karena di lokasi ini banyak karang, surfer yang amatiran tidak disarankan bermain disini kalau sedang ombak besar, rada berbahaya. kecuali kalau yang sudah mendekati pro, biasanya ini menjadi tempat favorit.

Kompleks Surga Tersembunyi Segera Tiba

Tidak jauh dari pelelangan ikan, gate masuk ke Pantai Madasari akan terlihat cukup jelas. Dengan membayar retribusi terlebih dahulu, Pantai Madasari segera siap dinikmati. Oke dari sini kita akan bahas mengenai Madasari.

Berasal dari dua suku kata yakni Madang dan Nyari. Madasari yang terletak di Desa Masawah Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran ini adalah tempat mencari makan para nelayan warga setempat dan dulunya pernah dijadikan tempat pelarian suku Bugis saat era kolonial.

Di kompleks pantai Madasari, pemandangan pertama yang akan dijumpai yakni batu leuit. Yaitu seonggok batu tidak jauh dari bibir pantai yang eksotik, biasanya spot ini menjadi favorit untuk camping. Cukup membayar Rp25 Ribu diluar tiket masuk, kita bisa menyewa lapak untuk mendirikan tenda disini.

Tidak perlu galau kalau nggak bawa tenda, kita juga bisa menyewa tenda kepada jasa peyedia tenda di tempat dengan harga fluktuatif, dari mulai Rp 75 Ribu selama sehari semalam. Tak perlu susah mencari makan atau sumber air bersih, karena disini banyak warung dan ada fasilitas mesjid untuk sekedar mengambil air.

Lepas dari batu leuit, ke sebelahnya ada karang seugeuh, disini juga bisa digunakan untuk camping, tapi dipinggir pantainya ya, jangan di karangnya, biar nggak kegulung ombak kalau airnya sedang pasang.

Setelah karang seugeuh, ke sebelah utara, ada sebrotan. disini bisa menikmati asrinya pantai dan pemandangan ombak yang menyembur karena menabrak karang. Di kompleks ini biasa digunakan para nelayan untuk menyandarkan kapal, jadi kalau mau basah basahan diperbolehkan, asal tidak berenang ke tengah karena berbahaya.

Ke sebelah utara lagi, ini bersebelahan dengan Batukaras dan menjadi perbatasan antara Desa Batukaras Kecamatan Cijulang dengan Desa Masawah Kecamatan Cimerak ada Batu Payung dan menjadi ujung dari rute tracking yang dapat dilalui dari batukaras.

Ini menjadi spot terakhir kalau dari rute Legokjawa dan spot pembuka bagi jalur tracking. Di tempat ini kita bisa berenang sesuka hati di muara, namun harus tetap hati hati karena arusnya bisa berubah tiba-tiba.

Nah usai sudah sedikit paparan mengenai Madasari, membuat penasaran semakin membuncah bukan. Di Madasari tidak banyak merogoh kocek terlalu dalam, dengan doku minimpun ini bisa dijangkau dengan mudahnya. (Syam)



Rabu, 23 Mei 2018

Akhirnya Penjarahan Di Bangkai MV Viking Terungkap


 (Bangkai MV Viking yang sempat terbakar akibat ulah penjarah besi beberapa waktu lalu)

Pangandaran, SPC-Pencurian komponen besi bangkai kapal Motor Vessel (MV) Viking yang teronggok di pasir putih kawasan cagar alam Pananjung Pangandaran terkuak.


Kronologis tertangkapnya pelaku pencurian menurut Komandan Pos TNI AL Pangandaran Peltu Laut (P) Dayat Sudrajat saat ditemui SPC mengatakan Jumat (18/5).


Kemarin Kamis (17/5) kata Dayat salahseorang nelayan di Pantai barat Pangandaran melakukan laporan kepada Pos AL bahwa ada pergerakakan mencurigakan disekitar kapal MV Viking Lagos.


"Sekitar pukul 18.05 WIB kami mencoba melakukan pengecekan ke tempat kejadian perkara (TKP) dengan cara mengendap," ungkapnya.


Di sekitaran TKP kata Dayat ternyata ada sekitar 6 orang pelaku yang sedang berusaha melakukan penjarahan besi.


"Saat itu kami langsung meminta bantuan anggota di pos AL, karena posisi gelap dan mereka lari ke tebing karang, kami hanya mendapati satu orang pelaku," jelasnya


Pelaku ucap Dayat ternyata masih orang Kabupaten Pangandaran, seorang pelaku yang tertangkap kata ia berinisial HH (31) warga dusun Bojongsalawe Desa Karangjaladri Kecamatan Parigi.


"Yang 5 lagi berhasil melarikan diri, namun kami sudah mengantongi identitas para pelaku," tegasnya.


Besi hasil jarahan, alat pemotong berupa gergaji besi dan sepeda motor yang mereka gunakan ucap Dayat dijadikan barang bukti.


"Barang bukti sudah dibawa bersama pelaku ke Polres Ciamis untuk ditindak lebih lanjut," tandasnya. (Syamsul Arifin)