Madasari,
mungkin kata ini sedikit asing ditelinga para pembaca diluar daerah yang belum
sempat berkunjung ke Pangandaran. Atau mungkin bagi yang sudah pernah ke
Pangandaran tetapi belum pernah singgah ke madasari pasti rada sedikit bertanya-tanya
juga dalam hati, bagaimana keindahan pantai yang satu ini.
Tenang saja.
Bagi yang belum pernah kesana, saya akan beberkan sedikit kisah tentang baby
beach di Pangandaran ini. Sebetulnya Madasari terletak tidak jauh dari
pantai Batukaras, malah bisa disebut bersebelahan, namun karena belum adanya
akses jalan yang bisa menembus menuju sana, saat ini perjalanan untuk ke
Madasari sedikit berjalan memutar.
Ada sih
akses jalan yang tidak memutar menuju sana, namun harus menggunakan kendaraan
khusus, karena jalannya masih terjal berbatu. Jalan ini bisa digunakan minimal menggunakan sepeda khusus tracking,
sepeda motor trail atau mobil offroad dengan jarak tempuh sekitar 20 menit saja.
Meski akan terasa sedikit pegal pegal, sakit itu akan terbayar karena selama di
jalur track akan disuguhi pemandangan pantai dan barisan bukit karst yang
menawan.
Berbeda dengan
jalur tadi yang harus pegal pegal dulu,
satu lagi jaur yang bisa dilalui, namun sedikit memakan waktu karena jalannya
memutar. Jalur ini bisa memakan waktu dua kali lipat. Yakni sekitar 40 hingga
45 menit dengan jarak yang dilalui sepanjang 20 Kilometer (KM) dari Batukaras,
15 KM dari Green Canyon dan 45 KM kalau dari Pangandaran dengan waktu tempuh 1
Jam.
Rute jalur
ini dapat dijangkau dari Pangandaran kalau menggunakan transportasi umum
sedikit sulit, maklum laah destinasi wisata baru di Kabupaten Pangandaran. Nah kalau
menggunakan transportasi pribadi, ini sangatlah mudah.
Kalau dari arah
Pangandaran tinggal ke arah barat melalui Green Canyon, kemudian setelah Green
Canyon jangan mengambil arah ke kiri karena ini jalur ke Batukaras, kecuali
kalau mau tracking sih, ini bisa saja.
Setelah dari
Green canyon, ambil arah kanan menuju Cimerak, disini ada persimpangan lagi ke
kiri, tetap lurus saja biar nggak nyasar ke Cikatomas Tasikmalaya. Terus lurus
hingga menemukan kantor Desa Legokjawa kemudian berbelok ke kiri.
Gerbang
Menuju Surga Tersembunyi
Di rute
jalur Legokjawa ke Madasari, suasana pantai disepanjang jalur sudah bisa
dinikmati, selain itu juga akan melalui pacuan kuda Legokjawa yang saat Pekan
Olahraga Nasional di tahun 2016 lalu digunakan sebagai lintasan pacuan kuda
Nasional.
Masih tetap di jalur tersebut, disebelah
kanan, kurang lebih jarak 2 KM ke depan ada Menara suar sebagai penanda daratan
bagi yang sedang berada di laut. Di menara suar ini biasanya diperbolehkan naik
untuk sekedar berfoto dan menikmati pantai dari ketinggian.
Tidak jauh
juga dari menara suar, masih di sebelah kanan, depan pelelangan ikan Madasari,
ada tempat untuk para pecinta olahraga surfing. Disini biasa digunakan oleh
para surfer lokal ataupun mancanegara kalau di Batukaras ombak sedang
datar.
Karena di
lokasi ini banyak karang, surfer yang amatiran tidak disarankan bermain
disini kalau sedang ombak besar, rada berbahaya. kecuali kalau yang sudah
mendekati pro, biasanya ini menjadi tempat favorit.
Kompleks
Surga Tersembunyi Segera Tiba
Tidak jauh
dari pelelangan ikan, gate masuk ke Pantai Madasari akan terlihat cukup
jelas. Dengan membayar retribusi terlebih dahulu, Pantai Madasari segera siap
dinikmati. Oke dari sini kita akan bahas mengenai Madasari.
Berasal dari
dua suku kata yakni Madang dan Nyari. Madasari yang terletak di
Desa Masawah Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran ini adalah tempat mencari
makan para nelayan warga setempat dan dulunya pernah dijadikan tempat pelarian
suku Bugis saat era kolonial.
Di kompleks
pantai Madasari, pemandangan pertama yang akan dijumpai yakni batu leuit. Yaitu
seonggok batu tidak jauh dari bibir pantai yang eksotik, biasanya spot ini
menjadi favorit untuk camping. Cukup membayar Rp25 Ribu diluar tiket
masuk, kita bisa menyewa lapak untuk mendirikan tenda disini.
Tidak perlu
galau kalau nggak bawa tenda, kita juga bisa menyewa tenda kepada jasa peyedia
tenda di tempat dengan harga fluktuatif, dari mulai Rp 75 Ribu selama sehari
semalam. Tak perlu susah mencari makan atau sumber air bersih, karena disini
banyak warung dan ada fasilitas mesjid untuk sekedar mengambil air.
Lepas dari
batu leuit, ke sebelahnya ada karang seugeuh, disini juga bisa digunakan untuk
camping, tapi dipinggir pantainya ya, jangan di karangnya, biar nggak kegulung
ombak kalau airnya sedang pasang.
Setelah karang
seugeuh, ke sebelah utara, ada sebrotan. disini bisa menikmati asrinya pantai
dan pemandangan ombak yang menyembur karena menabrak karang. Di kompleks ini
biasa digunakan para nelayan untuk menyandarkan kapal, jadi kalau mau basah
basahan diperbolehkan, asal tidak berenang ke tengah karena berbahaya.
Ke sebelah
utara lagi, ini bersebelahan dengan Batukaras dan menjadi perbatasan antara
Desa Batukaras Kecamatan Cijulang dengan Desa Masawah Kecamatan Cimerak ada
Batu Payung dan menjadi ujung dari rute tracking yang dapat dilalui dari
batukaras.
Ini menjadi
spot terakhir kalau dari rute Legokjawa dan spot pembuka bagi jalur tracking. Di
tempat ini kita bisa berenang sesuka hati di muara, namun harus tetap hati hati
karena arusnya bisa berubah tiba-tiba.
Nah usai
sudah sedikit paparan mengenai Madasari, membuat penasaran semakin membuncah
bukan. Di Madasari tidak banyak merogoh kocek terlalu dalam, dengan doku
minimpun ini bisa dijangkau dengan mudahnya. (Syam)